KAPAL ONRUST KARAM DI PERANG BARITO KALIMANTAN TENGAH
Assalamu alaikum
Salam hormatku untuk guru Khill, bunda Nurhidayah dan Bang Ghea Lubis juga semua pemosting di blog ini
semoga Allah menganugerahkan kita semua rezeki dan keberkahan yang melimpah untuk kita semua. Aamiin
Berdoalah untuk sesama niscaya malaikat pun akan mendoakan kita serupa dengan doa yang kita panjatkan
untuk saudara kita lainnya.
Saya mau cerita yang saya dapat dari berbagai sumber baik langsung dengan penduduk lokal atau media lain
tentang sebuah kapal Belanda yang sampai sekarang masih ada di bawah sungai Barito Kalteng
tepatnya di Desa Lontontour sekitar 2,5 km dari tempatku sekarang bermukim yaitu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara (Batara).
Muara Teweh sendiri belum diketahui pasti berapa usianya namun diperkirakan tahun 1792, sudah ada peristiwa
perlawanan rakyat Muara Teweh terhadap VOC Belanda bila merunut ini, usia Muara Teweh sudah 225 tahun.
Sultan Muhammad Seman, putra Pangeran Antasari, pernah membentuk kerajaan dengan Ibu Kota Muara Teweh pada 8 November 1862.
Belanda pun pernah menjadikan Muara Teweh sebagai benteng. Bangunan peninggalannya masih ada sebagai markas
Polres Batara, Eks Kantor Satpol PP dan Lapas Muara Teweh bukti bahwa kota ini menyimpan banyak fakta sejarah yang terukir.
Dari hasil survei dan menghimpun sejumlah narasumber dari warga setempat, dia mengemukakan bahwa fisik kapal pecah
menjadi dua bagian dan pada posisi yang diketahui koordinatnya itu, merupakan bagian haluan hingga badan kapal ke
belakang sepanjang 18,40 meter. Bagian lainnya, sekitar 300 meter arah hilir dari titik kapal yang ditemukan itu.
Berdasarkan data dari Museum Perkapalan Belanda (Scheepvaart Museum Amsterdam) disebutkan, Kapal Onrust merupakan
kapal uap Belanda yang dibuat pada 15 September 1845 dengan panjang 24 meter, lebar 4 meter, dan luas kapal di
dalam air 1,15 meter dengan daya mesin uap 70 tenaga kuda (PK).
Kapal bermesin uap itu dilengkapi persenjataan meriam pelempar peluru seberat 24 pon dan enam senapan mesin yang
berputar (gatling gun Amerika) itu dibawa ke Indonesia pada tahun 1846.
Sebelum ditenggelamkan dalam perang Barito oleh perjuangan rakyat dipimpin Tumenggung Surapati, kapal tersebut
sempat berlabuh di Pelabuhan Telawang Banjarmasin pada 1859.
Untuk mengetahui titik koordinat lokasi karamnya di Sungai Barito. Hasil survei tim arkeologi dari Balai Arkeologi
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada September 2006, secara fisik Kapal Onrust memang benar ada meski hampir semua
fisik kapal sudah terendam lumpur.
Lokasi kapal itu berada pada Lintang Selatan (LS) 00.56 derajat 57,4 detik dan Bujur Timur 114 52 derajat 32.7
detik atau sekitar 2,2 kilometer arah hilir atau selatan Kota Muara Teweh.
Survei arkeologi bawah air di Sungai Barito untuk mencari kedudukan dan lokasi secara pasti, serta koordinat dari
bangkai Kapal Onrust yang tenggelam pada akhir Abad XIX, dalam pertempuran rakyat dipimpin pejuang Dayak Tumenggung
Surapati melawan Belanda.
Bahkan dari penuturan penduduk lokal bahwasanya dalam pertempuran dahsyat itu para pejuang Dayak dengan semangat isen mulang
bertempur sampai titik darah penghabisan walau tidak terlepas cerita mistik di dalam perjuangan membela tanah air itu.
Ada juga yang masih menyimpan mandau ( senjata khas Kalimantan) yang putus jadi dua akibat menghunus fisik kapal onrust itu.
Ada juga sebagian cerita dari warga lokal sepuh bahwasanya Panglima Batur Pangeran Syarif Hidayatullah ( Pahlawan Barito Kalteng)
juga ikut ambil bagian,
Ketika Panglima Batur meloncat ke Kapal pijakan kakinya membuat kapal itu miring dan diikuti serangan pejuang lokal yang bersatu.
Pada peristiwa berdarah itu menewaskan Letnan Bangaert C bersama 50 serdadu marinir dan 43 anak buah Kapal Onrust, yang ikut
tenggelam di ruang palka hingga Kapal Onrust tenggelam pada 26 Desember 1859.
Sebelum ditenggelamkan Tumenggung Surapati melepas meriam-meriam dan menyita persenjataan untuk kemudian dipakai untuk
peperangan berikutnya.
Mereka terbunuh dan beberapa melarikan diri. Kapal Onrust dikuasai. Persenjataan dirampas, dan Onrust ditenggelamkan.
Sampai sekarang, bangkainya masih terkubur di sekitar Sungai Barito. Belanda menelan pil pahit dan harus mengakui kekalahannya
di perang Barito itu, Kekalahan ini sangat memalukan Belanda. Mereka membalas dengan membumihanguskan kampung-kampung sepanjang
Sungai Teweh, termasuk Desa Lontontour. Namun rakyat sudah mengantisipasi datangnya serangan balasan. Sebagian besar penduduk
sudah diungsikan ketika Belanda menyerbu dan mengobrak-abriknya. Haji Ibrahim dan keluarganya mengungsi, mengikuti pergerakan
Temunggung Surapati dalam mendukung perjuangan Pangeran Antasari ( Pahlawan Banjarmasin).
Diang Azizah dia dikenal sebagai pejuang wanita bersenjatakan sumpit beracun akhirnya diizinkan bergabung dengan pasukan wanita
yang dipimpin Ratu Zaleha ( Mitosnya beliau juga yang dikenal dengan panglima Burung).
Dari peristiwa serangan besar Belanda ini untuk balasan ke pesisir Barito setelah kapal onrust ditenggelamkan sehingga bisa didapati
di Kalimantan Timur ada banyak orang-orang asal Kalimantan Tengah seperti sepanjang sungai Mahakam sampai Samarinda hingga Balikpapan
yang saya dengar dari mereka dulunya berjalan kaki ke daerah tersebut akibat mengantisipasi serangan Belanda dengan mengungsikan diri.
Peristiwa penenggelaman kapal Belanda secanggih Onrust di zamannya hanya terjadi di Sungai Barito menunjukkan bahwasanya para pejuang
Barito punya andil dalam melawan para penjajah dan semangat juang yang patut kita banggakan dan ditiru sebagai generasi muda yang ingin
jiwa kepahlawanan itu tetap abadi dan tidak ingin ada lagi penjajahan dengan nama dan bentuk apapun masih ada di bumi Indonesia umumnya
dan bumi Isen Mulang khususnya.
untuk diketahui perang Barito lebih dahsyat daripada perang Banjar.
MERDEKA ATAU MATI, MERDEKA BERMARTABAT ATAU MATI TERHORMAT.
Panglima Batur Pangeran Syarif Hidayatullah pernah berkata Panglima Batur boleh mati tapi mati satu tumbuh seribu. Akan ada generasi
Panglima Batur berikutnya yang akan melanjutkan perjuangan para pahlawan.
Demikian tulisan ini semoga ada manfaatnya dan segala kekurangan juga kekhilafan mohon dibukakan maafnya untukku.
Wallahu A'lam. Makasi dan salam.
Assalamu alaikum
Salam hormatku untuk guru Khill, bunda Nurhidayah dan Bang Ghea Lubis juga semua pemosting di blog ini
semoga Allah menganugerahkan kita semua rezeki dan keberkahan yang melimpah untuk kita semua. Aamiin
Berdoalah untuk sesama niscaya malaikat pun akan mendoakan kita serupa dengan doa yang kita panjatkan
untuk saudara kita lainnya.
Saya mau cerita yang saya dapat dari berbagai sumber baik langsung dengan penduduk lokal atau media lain
tentang sebuah kapal Belanda yang sampai sekarang masih ada di bawah sungai Barito Kalteng
tepatnya di Desa Lontontour sekitar 2,5 km dari tempatku sekarang bermukim yaitu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara (Batara).
Muara Teweh sendiri belum diketahui pasti berapa usianya namun diperkirakan tahun 1792, sudah ada peristiwa
perlawanan rakyat Muara Teweh terhadap VOC Belanda bila merunut ini, usia Muara Teweh sudah 225 tahun.
Sultan Muhammad Seman, putra Pangeran Antasari, pernah membentuk kerajaan dengan Ibu Kota Muara Teweh pada 8 November 1862.
Belanda pun pernah menjadikan Muara Teweh sebagai benteng. Bangunan peninggalannya masih ada sebagai markas
Polres Batara, Eks Kantor Satpol PP dan Lapas Muara Teweh bukti bahwa kota ini menyimpan banyak fakta sejarah yang terukir.
Dari hasil survei dan menghimpun sejumlah narasumber dari warga setempat, dia mengemukakan bahwa fisik kapal pecah
menjadi dua bagian dan pada posisi yang diketahui koordinatnya itu, merupakan bagian haluan hingga badan kapal ke
belakang sepanjang 18,40 meter. Bagian lainnya, sekitar 300 meter arah hilir dari titik kapal yang ditemukan itu.
Berdasarkan data dari Museum Perkapalan Belanda (Scheepvaart Museum Amsterdam) disebutkan, Kapal Onrust merupakan
kapal uap Belanda yang dibuat pada 15 September 1845 dengan panjang 24 meter, lebar 4 meter, dan luas kapal di
dalam air 1,15 meter dengan daya mesin uap 70 tenaga kuda (PK).
Kapal bermesin uap itu dilengkapi persenjataan meriam pelempar peluru seberat 24 pon dan enam senapan mesin yang
berputar (gatling gun Amerika) itu dibawa ke Indonesia pada tahun 1846.
Sebelum ditenggelamkan dalam perang Barito oleh perjuangan rakyat dipimpin Tumenggung Surapati, kapal tersebut
sempat berlabuh di Pelabuhan Telawang Banjarmasin pada 1859.
Untuk mengetahui titik koordinat lokasi karamnya di Sungai Barito. Hasil survei tim arkeologi dari Balai Arkeologi
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada September 2006, secara fisik Kapal Onrust memang benar ada meski hampir semua
fisik kapal sudah terendam lumpur.
Lokasi kapal itu berada pada Lintang Selatan (LS) 00.56 derajat 57,4 detik dan Bujur Timur 114 52 derajat 32.7
detik atau sekitar 2,2 kilometer arah hilir atau selatan Kota Muara Teweh.
Survei arkeologi bawah air di Sungai Barito untuk mencari kedudukan dan lokasi secara pasti, serta koordinat dari
bangkai Kapal Onrust yang tenggelam pada akhir Abad XIX, dalam pertempuran rakyat dipimpin pejuang Dayak Tumenggung
Surapati melawan Belanda.
Bahkan dari penuturan penduduk lokal bahwasanya dalam pertempuran dahsyat itu para pejuang Dayak dengan semangat isen mulang
bertempur sampai titik darah penghabisan walau tidak terlepas cerita mistik di dalam perjuangan membela tanah air itu.
Ada juga yang masih menyimpan mandau ( senjata khas Kalimantan) yang putus jadi dua akibat menghunus fisik kapal onrust itu.
Ada juga sebagian cerita dari warga lokal sepuh bahwasanya Panglima Batur Pangeran Syarif Hidayatullah ( Pahlawan Barito Kalteng)
juga ikut ambil bagian,
Ketika Panglima Batur meloncat ke Kapal pijakan kakinya membuat kapal itu miring dan diikuti serangan pejuang lokal yang bersatu.
Pada peristiwa berdarah itu menewaskan Letnan Bangaert C bersama 50 serdadu marinir dan 43 anak buah Kapal Onrust, yang ikut
tenggelam di ruang palka hingga Kapal Onrust tenggelam pada 26 Desember 1859.
Sebelum ditenggelamkan Tumenggung Surapati melepas meriam-meriam dan menyita persenjataan untuk kemudian dipakai untuk
peperangan berikutnya.
Mereka terbunuh dan beberapa melarikan diri. Kapal Onrust dikuasai. Persenjataan dirampas, dan Onrust ditenggelamkan.
Sampai sekarang, bangkainya masih terkubur di sekitar Sungai Barito. Belanda menelan pil pahit dan harus mengakui kekalahannya
di perang Barito itu, Kekalahan ini sangat memalukan Belanda. Mereka membalas dengan membumihanguskan kampung-kampung sepanjang
Sungai Teweh, termasuk Desa Lontontour. Namun rakyat sudah mengantisipasi datangnya serangan balasan. Sebagian besar penduduk
sudah diungsikan ketika Belanda menyerbu dan mengobrak-abriknya. Haji Ibrahim dan keluarganya mengungsi, mengikuti pergerakan
Temunggung Surapati dalam mendukung perjuangan Pangeran Antasari ( Pahlawan Banjarmasin).
Diang Azizah dia dikenal sebagai pejuang wanita bersenjatakan sumpit beracun akhirnya diizinkan bergabung dengan pasukan wanita
yang dipimpin Ratu Zaleha ( Mitosnya beliau juga yang dikenal dengan panglima Burung).
Dari peristiwa serangan besar Belanda ini untuk balasan ke pesisir Barito setelah kapal onrust ditenggelamkan sehingga bisa didapati
di Kalimantan Timur ada banyak orang-orang asal Kalimantan Tengah seperti sepanjang sungai Mahakam sampai Samarinda hingga Balikpapan
yang saya dengar dari mereka dulunya berjalan kaki ke daerah tersebut akibat mengantisipasi serangan Belanda dengan mengungsikan diri.
Peristiwa penenggelaman kapal Belanda secanggih Onrust di zamannya hanya terjadi di Sungai Barito menunjukkan bahwasanya para pejuang
Barito punya andil dalam melawan para penjajah dan semangat juang yang patut kita banggakan dan ditiru sebagai generasi muda yang ingin
jiwa kepahlawanan itu tetap abadi dan tidak ingin ada lagi penjajahan dengan nama dan bentuk apapun masih ada di bumi Indonesia umumnya
dan bumi Isen Mulang khususnya.
untuk diketahui perang Barito lebih dahsyat daripada perang Banjar.
MERDEKA ATAU MATI, MERDEKA BERMARTABAT ATAU MATI TERHORMAT.
Panglima Batur Pangeran Syarif Hidayatullah pernah berkata Panglima Batur boleh mati tapi mati satu tumbuh seribu. Akan ada generasi
Panglima Batur berikutnya yang akan melanjutkan perjuangan para pahlawan.
Demikian tulisan ini semoga ada manfaatnya dan segala kekurangan juga kekhilafan mohon dibukakan maafnya untukku.
Wallahu A'lam. Makasi dan salam.
No comments:
Post a Comment