TUHAN DAN TUKANG CUKUR
Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk
memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur
mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat
pembicaraan yang mulai menghangat. Mereka membicarakan
banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat
topik pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si tukang cukur
bilang, “Saya tidak percaya Tuhan itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu?” timpal si konsumen. Sahut si
tukang cukur, “Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di
jalanan…. untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Lalu
katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, adakah orang yang sakit? Adakah anak yang terlantar?”
Lanjutnya, “Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat
membayangkan Tuhan katanya Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin
memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi
meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat setelah si konsumen meninggalkan ruangan
itu, ia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar “mlungkermlungker”
(istilah Jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan
tidak terawat.
Lalu si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya
yang tidak ada di dunia ini adalah TUKANG CUKUR.”
Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu? Saya ada di sini dan saya
tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”
“Tidak!” elak si konsumen. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada
orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana,” si
konsumen menambahkan.
“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!” sanggah si tukang cukur. “Apa yang kamu lihat
itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya,” jawab si tukang cukur
membela diri.
“Cocok!” kata si konsumen menyetujui. “Itulah point utama-nya! Sama dengan Tuhan,
TUHAN ITU JUGA ADA! Tapi apa yang terjadi? Orang-orang TIDAK MAU DATANG
kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan
tertimpa kesusahan di dunia ini.”
Si tukang cukur pun akhirnya dengan malu-malu manggut-manggut menyetujui argumen ini.
sumber Kisah Penuh Hikmah
No comments:
Post a Comment