Monday, March 25, 2013

GAJI PAPA
Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta
terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak
seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas
tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah
menunggu cukup lama.
“Kok, belum tidur ?” sapa Andrew sambil mencium anaknya.
Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan
berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah
menjawab,
“Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?”
“Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?”
“Ah, enggak. Pengen tahu aja” ucap Sarah singkat.
“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar
Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang
Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?”
Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya
melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti
pakaian, Sarah berlari mengikutinya.
“Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji
Rp. 40.000,- dong” katanya.
“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur” perintah Andrew
Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,
Sarah kembali bertanya, “Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak?”
“Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini?
Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah”.
“Tapi Papa…”
Kesabaran Andrew pun habis. “Papa bilang tidur !” hardiknya mengejutkan Sarah. Anak
kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar
tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil
memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil
itu, Andrew berkata,
“Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malammalam
begini? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun
Papa kasih” jawab Andrew.
“Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah
menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini”.
“lya, iya, tapi buat apa ?” tanya Andrew lembut.
“Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit
aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.
Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,- tapi
karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp.
20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa” kata
Sarah polos.
Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat
dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini,
tidak cukup untuk “membeli” kebahagiaan anaknya.

Sumber Kisah Penuh Hikmah

No comments: