Angin malam yang berhembus menusuk hati yang gundah dan suara binatang malam berbagi galau,,
sayup-sayup terdengar suara lantunan ayat suci dari sebuah rumah seorang pemulung yang hanya berdinding kardus dan beratap seadanya,,,
suara yg merdu dan penuh ketulusan seakan menembus dinding nurani dan merobek keangkuhanku yang merasa lebih baik karena aku bukanlah pemulung,,,
perasaan lebih baik ini lah yg kadang menjadi perusak bak virus cinta yg mengalir di hati para remaja yg dilanda asmara,,,
walaupun tidak pernah merendahkan apalagi menghina akan tetapi pikiran ini begitu cepat berubah saat memandang orang yg lebih rendah secara kedudukan mungkin itulah syetan yang penuh kesombongan sedang share kesombongan agar manusia mengikutinya,,,,
undzur ma qola walaa tandzur manqola,,LIHATLAH APA YANG DISAMPAIKAN JANGAN MELIHAT SIAPA YANG MENYAMPAIKAN,, Sungguh kata yg luhur kalau kita mau sadari,,,
''Wahai pemulung yang menyadarkanku mungkin engkau lebih baik dariku di mata Allah SWT karena begitu banyak manusia yang diberi kelebihan materi dan pangkat malah melupakan Tuhan dan terlena dengan dunia yang penuh tipuan dan kefanaan''
''Wahai pemulung yang merobek dinding keangkuhanku walau aku tahu tidak semua pemulung sepertimu bagiku kau adalah pemulung istimewa, aku pun akan malu dengan diriku bila melihat ketulusanmu,, karena memang kadang orang yang dibawah bisa lebih tulus daripada yang di atas dalam segala hal karena jauh dari kepentingan''
''Wahai pemulung yang mulia ajari aku kebaikan dan ketulusan,,,agarku selalu mensyukuri nikmat dan rezeki yg begitu banyak diberikan Allah SWT kepdaku''
''Wahai pemulung yang baik hatinya terima kasih malam ini mengajarkanku arti ketulusan, senyum itu seakan menyuruhku agar aku bisa tulis dan share juga tanpa malu menulis aku belajar dari seorang pemulung''.
No comments:
Post a Comment