Assalamu alaikum sekedar berbagi cerita menemani siang saudara2ku semua, kadang saya prihatin lihat generasi yg sekarang yg mana tekhnologi adalah segalanya contoh ke masjid yg dekat aja naik motor, mau ilmu yg tinggi tapi sambil duduk santai di dpn laptop, hp tanpa berkorban sedikit pun dll walau tdk semua negatif karena hukum alam pasti ada positif ada negatif, padahal bila kita lihat dan jika mau jujur khusus yg suka memposting keilmuan atau artikel, apakah dulunya mendapatkan ilmu itu segampang itu atau hanya menunggu dari guru lsg dapat, mungkin ada yg begitu berarti sgt beruntung, pengalaman pribadiku dulu sewaktu masih suka bertualang tdklah segampang itu dan tdk jarang berkorban baik materi, waktu, dll banyak yg sudah saya posting di Iks ini keilmuan yg saya dpt itu walau mungkin sepele sepertinya tapi dptnya butuh waktu contoh sering silaturrahim, sering memberi makanan, rokok bila gurunya perokok, membantu kesibukan dll itu pun tdk serta merta lsg dapat ilmu karena sering tdk terduga tahu2 kita dapat. Bila dapat kita sgt berterima kasih dan menghargai pemberian tsb, berbalik 180 ¤ dgn penuntut ilmu sekarang yg blm saja mengerti satu ilmu sdh pindah lagi cari yg lain, ada lagi amalkan lagi yg lain dst terus istiqomahnya mana? Apakah hanya proyek coba2? Bukankah maunah ilmu itu srg hasil dari istiqomah, maunah itu tdk menuju jiwa yg kerdil, pikiran yg sempit dan hati yg penuh prasangka apalagi negatif. Silahkan belajar ilmu apapun tapi bangunlah dgn ketetapan hati agar semua artikel yg ada di Iks ini bisa dirasakan manfaatnya dan berguna dlm kehidupan nyata. Iks terbuka setiap pemosting ada besertanya nope bahkan seperti saya alamat, Foto, blog ada jadi terbuka. Di Iks banyak para guru dan master lengkap dgn no hpnya gunakan media itu khusus para pengamal tuk sekedar silaturrahim, nelpon konsultasi dll sms minta ijin, terima kasih dll karena itu bagian dari etika atau norma dan menjalin hubungan bathin murid dgn guru, mohon maaf maksudku menulis ini memberikan apresiasi kepada Iks dan guru2 di dalamnya agar rasa penghargaan terhadap guru2 tsb yg memang selayaknya dihargai bkn berarti gila hormat tapi menurutku penghargaan terhadap guru juga menunjang sebuah keilmuan karena berhubungan dgn adab, yg jauh bedanya dgn org2 generasi dulu yg sgt menghargai guru tdk heran murid menjadi icon guru, seperti dlm Islam kita mengenal Imam Malik lalu muridnya Imam Syafi'i lalu muridnya imam Nawawi yg sgt populer dgn kitabnya Riyadlussholihin bahkan bisa jadi kitab wajib di setiap pesantren.. Saya selalu sarankan satu guru dulu bila sudah faham baru dst.. Jadi semoga hakikat sejati keilmuan itu kita mengerti, bukan sekedar koleksi dan esensinya kita faham lebih2 jgn seperti org yg labil tdk mempunyai prinsip dan pendirian, latah atau lebih lagi taqlid tanpa didasari wawasan dan ilmu pengetahuan. Tidak lucu juga bila kita belajar keilmuan dari seorg guru tapi foto guru kita saja tdk tahu beda dgn nyata, suara guru kita tdk pernah mendengar dll. Saya rekomendasikan guru bang Rudi, guru bang Arya, guru bang Rezki cool dll yg tdk bisa saya tuliskan walau pun begitu tetap juga menelponpun ada etikanya sms dulu, bkn jam istirahat dll yg saya pikir semua faham, karena beliau2 juga ada kerjaan, ada kesibukan dll mohon maaf bila terbesit khilaf dan ada salah kata wallahu alam makasi dan salam.
Tuesday, June 3, 2014
Apresiasi Iks
Assalamu alaikum sekedar berbagi cerita menemani siang saudara2ku semua, kadang saya prihatin lihat generasi yg sekarang yg mana tekhnologi adalah segalanya contoh ke masjid yg dekat aja naik motor, mau ilmu yg tinggi tapi sambil duduk santai di dpn laptop, hp tanpa berkorban sedikit pun dll walau tdk semua negatif karena hukum alam pasti ada positif ada negatif, padahal bila kita lihat dan jika mau jujur khusus yg suka memposting keilmuan atau artikel, apakah dulunya mendapatkan ilmu itu segampang itu atau hanya menunggu dari guru lsg dapat, mungkin ada yg begitu berarti sgt beruntung, pengalaman pribadiku dulu sewaktu masih suka bertualang tdklah segampang itu dan tdk jarang berkorban baik materi, waktu, dll banyak yg sudah saya posting di Iks ini keilmuan yg saya dpt itu walau mungkin sepele sepertinya tapi dptnya butuh waktu contoh sering silaturrahim, sering memberi makanan, rokok bila gurunya perokok, membantu kesibukan dll itu pun tdk serta merta lsg dapat ilmu karena sering tdk terduga tahu2 kita dapat. Bila dapat kita sgt berterima kasih dan menghargai pemberian tsb, berbalik 180 ¤ dgn penuntut ilmu sekarang yg blm saja mengerti satu ilmu sdh pindah lagi cari yg lain, ada lagi amalkan lagi yg lain dst terus istiqomahnya mana? Apakah hanya proyek coba2? Bukankah maunah ilmu itu srg hasil dari istiqomah, maunah itu tdk menuju jiwa yg kerdil, pikiran yg sempit dan hati yg penuh prasangka apalagi negatif. Silahkan belajar ilmu apapun tapi bangunlah dgn ketetapan hati agar semua artikel yg ada di Iks ini bisa dirasakan manfaatnya dan berguna dlm kehidupan nyata. Iks terbuka setiap pemosting ada besertanya nope bahkan seperti saya alamat, Foto, blog ada jadi terbuka. Di Iks banyak para guru dan master lengkap dgn no hpnya gunakan media itu khusus para pengamal tuk sekedar silaturrahim, nelpon konsultasi dll sms minta ijin, terima kasih dll karena itu bagian dari etika atau norma dan menjalin hubungan bathin murid dgn guru, mohon maaf maksudku menulis ini memberikan apresiasi kepada Iks dan guru2 di dalamnya agar rasa penghargaan terhadap guru2 tsb yg memang selayaknya dihargai bkn berarti gila hormat tapi menurutku penghargaan terhadap guru juga menunjang sebuah keilmuan karena berhubungan dgn adab, yg jauh bedanya dgn org2 generasi dulu yg sgt menghargai guru tdk heran murid menjadi icon guru, seperti dlm Islam kita mengenal Imam Malik lalu muridnya Imam Syafi'i lalu muridnya imam Nawawi yg sgt populer dgn kitabnya Riyadlussholihin bahkan bisa jadi kitab wajib di setiap pesantren.. Saya selalu sarankan satu guru dulu bila sudah faham baru dst.. Jadi semoga hakikat sejati keilmuan itu kita mengerti, bukan sekedar koleksi dan esensinya kita faham lebih2 jgn seperti org yg labil tdk mempunyai prinsip dan pendirian, latah atau lebih lagi taqlid tanpa didasari wawasan dan ilmu pengetahuan. Tidak lucu juga bila kita belajar keilmuan dari seorg guru tapi foto guru kita saja tdk tahu beda dgn nyata, suara guru kita tdk pernah mendengar dll. Saya rekomendasikan guru bang Rudi, guru bang Arya, guru bang Rezki cool dll yg tdk bisa saya tuliskan walau pun begitu tetap juga menelponpun ada etikanya sms dulu, bkn jam istirahat dll yg saya pikir semua faham, karena beliau2 juga ada kerjaan, ada kesibukan dll mohon maaf bila terbesit khilaf dan ada salah kata wallahu alam makasi dan salam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment