Assalamu alaikum Salam jum'at berkah untuk semua. Pernah kusinggung yg pertama diangkat adalah rasa , karena spritual itu soal rasa, iman rasa, ikhlas rasa, persaudaraan itu rasa dll. Silakan survey dulu guru dianggap rasanya seperti org tua sendiri maka tdk heran murid tidur di rumah guru, bantu di rumah guru dll.
Guru pun begitu tdk sungkan menegur murid bila ada yg salah, guru tdk segan ingatin murid layaknya anak dll.
Skrg coba aja hee ..
Tdk jarang guru dituntut, dipolisikan dll.
Ada keprihatinan yg mendalam guru tdk lagi untuk digugu dan ditiru, ironis lagi guru juga sdh tdk murni, kepentingan, korup dll jadi fenomena tergerus zaman.
Padahal posisi guru tugasnya mulia kdg ortu kita ada keterbatasan ilmunya jadi hanya mengajari kita dunia tapi gurumu mengajarimu tentang dunia bahkan akhirat, dari para guru kita banyak mendapat ilmu, petuah, nasehat dll.
Tapi guru sekarang sdh lambat laun terganti dgn maha guru, siapa dia? Guru google si serba tahu.
Byk yg sdh perlahan melupakan guru sejatinya tapi mengingat dan menanamkan dlm hatinya google bahkan ada yg ilmunya serba google atau istilah sekarang sarjana sosmed.
Tiada maksud apa dalam tulisan ini sekedar renungan diri dan terbesit kerinduan dengan para guru yg ikhlas dan penuh ketulusan yg mungkin keberadaan mereka sdh tidak banyak.
Hargai dan hormati gurumu ( guru yg masuk kriteria karena keilmuan, wawasan dan agamanya) bukan pula guru2an yg juga banyak bertebaran di dumay.
Dari guru yg masuk kriteria tadi Insya Allah ilmunya pun mengalir dalam sanubarimu.
Satu lagi tuk kriteria guru ideal carilah guru yg mengutamakan persatuan kalau islam ukhuwah islamiyah, guru yg tdk suka membuka aib, tidak suka memvonis kecuali tentang yg haq dengan ilmu, dll.
Salah satu tanda guru atau orang insya Allah husnul khotimah adalah buta dengan keburukan org lain dan sangat takut bicara aib orang lain sebagaimana takutnya kita bila aib dan kotoran kita dilihat dan nampak oleh orang lain.
Sedangkan Allah menutupi kotoran kita nyatanya Allah tutupi kotoran kita adanya di dalam tapi mengapa manusia sering menampakkan kotoran dan aibnya atau orang lain, padahal dalam riwayat dikatakan "Barang siapa menutupi aib saudaranya niscaya Allah menutupi aibnya di akhirat kelak".
Bahkan ironis lagi kadang aib di umbar lewat media lagi bahkan tv, koran dll tdk terkecuali di fb dan sosmed.
Semoga Allah menjaga hati kita dari maksiyat dan perbuatan tercela. Mendekatkan diri kita dengan para guru dunia akhirat. Aamiin.
Mohon maaf bila ada salah kata wallahu A'lam. Makasi dan salam.
Friday, March 23, 2018
RENUNGAN JUM'AT
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment