LAA"ILHA "ILLA "ALLAH "WUJUD
Mujiz Iwan
===========================
Ini Adlh Risalah Tiada Bernama
Bab ini adalah yang terakhir bagi Ilmu orang Hakikat, sebab tidak ada lagi melebihi dari pada Ilmu ini, walaupun Ambiya sekalipun. Selanjutnya pikirkanlah dan cari Guru yang dapat menerangkan yang tercantum dibawah ini, karena perkataan atau kalimah tersebut dapat membahayakan/tergelincirnya kata, bilamana kita tidak mengetahui yang sebenarnya, sebab Ilmu ini awal tuntut dan kesudahan tuntut didalam kitab satu kosong empat.
________________________________________________________
Demikianlah Syuhuud Ulama Ahli Shuffi Radhiallahu Anhu :
1. LAA : Kepada kita kulit dan bulu,
Kata Tuhan, Kulit buluku, atau yang jadi kalimah itu adalah Kulit Tuhan kita.
________________________________________________________
2. ILHA. : Kepada kita Urat Tulang.
Kata Tuhan, Urat Tulangku, atau yang jadi Iman itu adalah Hati Tuhan kita.
________________________________________________________
3. ILLA : Kepada kita Daerah dan Daging.
Kata Tuhan, Darah Dagingku, atau yang jadi Ma’rifat itu adalah kehendak Tuhan kita.
________________________________________________________
4. ALLAH : Kepada kita Otak dan Sumsum.
Kata Tuhan, Otak dan Sumsumku, atau Yang jadi Ilmu itu adalah Nafas Tuhan kita.
________________________________________________________
5. WUJUD : Kepada kita Artinya Ada.
Kata Tuhan, yang ada hanya Aku, atau yang jadi Syurga itu adalah Otak Tuhan kita.
________________________________________________________
Maka dari itu jadikanlah Satu Zat Allah .
Karena yang bernama Hati/Putih itu adalah Otak Tuhan kita;
Yang bersifat dan ber Af’al dan berwujud.
Kembali kepada Wujud yaitu Zat Hayyun, inilah
Dinamakan Ilmu atau Ma’rifat Yang Putus.
________________________________________________________
BISMILLAHIR RAHMANIRRAHIM
Inilah sebenar benarnya Ma’rifat bagi Diri kita.
Maka itulah yang disebut INSANUL KAMIL.
Maka telah berfirman Allah Ta’ala dalam Hadist Qudsy pada
Tujuan Rahasianya yang mendalam, yang telah memberi suatu keterangan terhadap Umat Nabi Muhammad, seperti firman Allah Ta’ala:
________________________________________________________
"LAA SYARI’ATIN BIHAKKIN ILLAA SYARI’ATULLAH"
Artinya Tiada Syari’at Engkau pada kelakuan Sembahyang dengan sebenar benarnya Melainkan adalah dengan Syari’atKu, ialah Kelakuan Sembahyang.
________________________________________________________
"WALAA THARIKATIN BIHAKKIN ILLAA THARIKATULLAH"
Artinya : Dan tiada Tharikat Engkau (Jalan) mengata (Menyebut) Memuji dengan sebenarnya, melainkan adalah dengan Tharikat (JalanKU) Sebutkan PujiKu, Aku memuji DiriKU Sendiri.
________________________________________________________
"WALAA HAKIKATIN BIHAKKI ILLAH HAKIKATULLAH"
Artinya : Dan Tiada Hakikat Engkau wajib adanya, dan tiada seumpamanya, dan ingat padanya, yang Rahasianya dengan kebenarannya melainkan Wajib ada WujudKu, dan tiada seumpamanya, dan tiada tuhan melainkan Aku.
________________________________________________________
"WALAA MA’RIPATIN BIHAKKI ILLA BIMA’ARIPATULLAH"
Artinya : Dan tiadalah Ma’rifat Engkau yang Mengenal Diri Engkau
Dan Mengenal DiriKU dengan sebenarnya.
Melainkan dengan Ma’rifatKU, dan Mengenal DiriKU.
Dan Aku julah Mengenal DiriKU sendiri.
________________________________________________________
INTAHA ABU YAZID BUSTAMI
Nama kecilnya ialah Thallur
Pernah beliau berkata yang ganjil dan dalam, yang masih sangat hati hati memahamkannya.
Sebab dari mulut Beliau kerap kali keluar kata kata yang berisi kepercayaan bahwasanya :
"HAMBA dan TUHAN sewaktu waktu BISA BERPADU MENJADI SATU (Hulul).
Sampai oleh ahli Shuffi yang datang dibelakang diberi misal bahwasanya "Hulul" itu adalah seumpama Perpaduan diantara Api dengan Besi, pendeknya kalau kita bisa menghukumkan ABU YAZID itu telah sesat. Setengah dari perkataan beliau :
Tidak Ada Tuhan Melainkan Saya
Sembahlah Saya
Amat Sucilah Saya
Alangkah Besar KuasaKu
________________________________________________________
Dan kata beliau sewaktu yang lain :
Pernah Tuhan mengangkat Daku, dan ditetakkannya Aku dihadapannya sendiri, Maka berkatalah Dia kepadaku "ABU YAZID” Makhlukku ingin melihat Engkau. Lalu Aku berkata "Hiasilah Aku dengan Wahdaniatmu, Pakaikanlah Kepadaku Keakuanmu, Angkatlah Aku kedalam Kesatunmu, sehingga apabila Makhluk Melihat Daku mereka akan berkata "Kami telah melihat Engkau, maka Engkaulah itu, Dan Aku Tidak Ada disana.
________________________________________________________
Pada akhirnya Beliau berkata :
Demi Sadarlah Aku, dan Tahulah Aku
Bahwa Sesungguhnya/bahwasanya sama sekali
Itu hanyalah Khalan Belaka.
________________________________________________________
Kata kata yang demikian dinamai orang SYATHATHAT artinya ialah kata kata yang penuh hayal yang tidak dapat diperpegangi, dan dikemanakan hukum, karena orang yang berkata kata waktu itu sedang Mabuk bukan Mabuk Alkohol, Mabuk oleh tiada sadar akan dirinya lagi, sebab tenggelam kedalam lautan tapakkur, sebab itu menurut penyelidikan beliaulah yang mula mula sekali menciptakan suatu istilah Paham Tsawwuf yang bernama "ASSAKAR" artinya Mabuk," AL ‘ISYQ" artinya Rindu Dendam.
________________________________________________________
YAHYA BIN MA’AZ
Pernah berkirim surat kepada Abu Yazid Bustami, bahwasanya Dia sudah mabuk, oleh karena terlalu banyak meminum Khamar Cinta.
Maka Abu Yazid membalas.
Orang lainpun telah meminum Air demikian, sepenuh Lautan dan Bumi, tetapi Dia belum juga merasa puas, Dia masih tetap mengulurkan lidahnya meminta tambah lagi.
________________________________________________________
Tentu yang beliau maksud dengan orang lain itu ialah Dirinya sendiri. Disinilah masuknya pelajaran RABI’ATUL ADAWIYAH.
Cinta sejati tidak mengenal berbagai lagi.
Kalau masih ada rasa bahwa Aku, adalah Aku dengan Engkau, belumlah sampai kepada inti Cinta.
Kadang kadang tak tahulah dia, apa yang akan dibicarakannya lagi, tersesat mulutya, sehingga Dia berkata karena saking Cintanya "ANAL HAQ" Kadang kadang kemana sajapun dia menoleh , kekasih itu saja yang kelihatan, ke Matahari ke Bulan Purnama Allah, ke Ombak bergulung, ke Angin sepoi sepoi Allah, ke Tangis Anak yang baru lahir Allah, ke Kuburan yang sunyi sepi Allah. Kadang kadang memuncaklah Cinta itu, sehingga merasa ingin mati saja mati saja dalam Cinta "LAA ANA ILLA HUWA "Tidak ada saya selain Dia.
________________________________________________________
HARIS AL MUHASIBI
Menjelaskan bahwasanya rasa Cinta seorang Mahluk kepada Khalik itu, adalah Anugrah Ilahi. Yang disemaikan Tuhan didalam Hati Yang mencintainya. Kalau cinta itu telah bertumbuh, belum terasa, maksudnya sebelum bersatu diantara yang mencintai dengan dicintai.
________________________________________________________
MA’… AL KAFAHMI
Putus asa dari pada apa ada ditangan sesame Mahluk,
Mabuk karena Rindu dan Cinta kepada Tuhan, dan belum sadar dari mabuk itu, belum bertemu dengan dia, dan beliau juga berkata : Fananya orang orang yang takwa artinya telah Rasa, Matinya ialah hidup yang sejati.
________________________________________________________
DASAR ZUHUD HASAN BASRI
Anak Adam
Dirimu, Diriku, Dirimu hanya satu.
Kalau dia selamat, selamatlah engkau, Dan orang yang selamat tak dapat menolong. Tiap tiap nikmat yang bukan Syurga, adalah hina dan bala bencana yang bukan Negara.
________________________________________________________
IBNU ARABI
"SUBHANAMAN KHALAK’L ASY YAA WAHUWA ‘AINUHA"
Amat sucilah Tuhan yang menjadikan segala sesuatu, dan dialah "AIN sesuatu itu.
"YA KHALIKA’L ASY YAA FII NAFSIHI ANTALIMA TAKH LUKUHU JAMI’U TAKHLUKU MALAA YANTANI KAUNUHU FIKA FAANTA’L KHAYYIKUL WASI’U
Wahai yang menjadikan segala sesuatu pada Dirinya.
Engkau bagi apa yang Engkau jadikan mengumpulkan
Engkau jadikan barang yang tak berhenti adanya pada engkau
Maka Engkaulah yang sempit dan lapang.
________________________________________________________
TENTANG WIHDATUL WUJUD
Katanya pula, wujud Alam adalah ‘AIN WUJUD ALLAH.
ALLAH itulah Hakikat Alam, tidak ada disana perbedaan diantara WUJUD yang QADIM yang digelari KHALIK itu dengan Ujud yang BAHARU. Dan yang digelari/ dinamai MAHLUK.
Tiada ada perbedaan ‘ABID dengan MA’BUD bahkan ‘ABID dan MA’BUD adalah satu. Perbedaan itu hanya Rupa dan Ragam dari Hakikat yang ESA.
Kadang kadang menjelma sebagai ADIKARA gagah perkasa.
Kadang kadang menjelma sebagai FIR’AUN, dan kadang kadang menjelma sebagai Orang Mulia dan Tinggi, sebagai Nabi nabi. Kesegalanya adalah “AIN yang satu.
Hakikat ‘ABIT dan WUJUDNYA dan KEAKUANNYA JUA.
Dan beliau Syairkan :
AL’ABDU RABBUN WARRABU’ABDUN
YA LAITA SYI’RI MAN’IL MUKALLAP
INQULTA ‘ABDUN FAZAAKA RABUN
AUQULTA RABBUN ANNA YUKALLAP.
________________________________________________________
Hamba adalah Tuhan dan dan Tuhan adalah Hamba
Demi Syu’urku, Siapakah yang Mukallap
Kalau Engkau katakana Hamba, padahal Dia Tuhan
Atau Engkau katakana Tuhan, Yangmana yang diperintahkan.
________________________________________________________
RABI’ATUL ADAWIYAH
Setengah dari pada Syairnya :
UHIB BUKA HUBBAINI HUBBABUL HAWA
WAHUBBAH LIANNAKA AHLUN LIZAKA
FA AMMALLAZI HUWA HUBBUL HAWA
FASYUGLI BIZIKRIKA ‘AMMAN SIWAKA
WA AMMALLAZI ANTA AHLUN LAHU
FAKASYFUKA FIZAKA ‘WALA ZAKILLY
WALAKIN LAKAL, HAMDU FI ZAWA ZAKA.
________________________________________________________
Ku Cinta padamu, dua macam Cinta, Cinta rindu dan Cinta karena Engkau berhak menerima Cintaku.
Adapun cinta karena engkau, hanya Engkau yang aku kenang tiada yang lain.
Adapun Cinta karena Engkau berhak menerimanya agar Engkau bukakan bagiku Ijab supaya Aku dapat melihat Engkau.
Pujian atas kedua perkara itu bukanlah bagiku, Pujian atas kedua perkara ini adalah Bagimu.
________________________________________________________
IMAN GHAZALI memberikan pendapatnya atas Syair itu demikian :
Barangkali yang beliau maksud dengan Cinta Kerinduan, ialah Cinta akan ALLAH, karena IHSAN dan NIKMATNYA diatas DIRINYA.
Karena ALLAH telah menganugrahinya hidup, sehingga menyebut namanya. Adapun Cinta keduanya yaitu :
Cinta karena ALLAH(JAMAL) dan Kebesarannya (JALAL) yang kian sehari kian terbuka baginya. Maka itulah Cinta yang setinggi tingginya (KAMAL) karena Cinta yang timbul kepada Tuhan, karena merenangi KeIndahannnya MA’UL RUBUDIYAH) itulah yang pernah disabdakan Rasulullah SAW dalam satu Hadis Qudsy :
Aku sediakan bagi Hambaku yang Saleh, barang yang Mata
Belum pernah melihat, telinga belum pernah mendengar, dan
Belum pernah terkhadir di Hati Manusia juapun.
________________________________________________________
INNI JA’ALTU KAFIL FUADI MUHADDINTSI
WA ABUHTU JISMI MAN ARADA JULUSI
FAL JISMU MINNI LIL JALISI MU’ANISUN
WAHABIHU QALBI FILFU’ADI ANISI.
________________________________________________________
Jadikan Engkau teman bercakap dalam hatiku, Tubuh kasarku biar berhadap dengan yang duduk, jisimku biar becengkrama dengan tolanku dan hatiku hanyalah tetap Engkau Sendiri.
________________________________________________________
TASHIL ILAHA WA’ANTA TAZHARU HUBSAHU
HAZA LA’UMRU FIL FA’ALI BADIU
LAU KANA HUBBUKA SADIKAN LA ATHA’TAHU
INNAL MURIBBA LIMAN YUHIBBA YATHI’U
________________________________________________________
Durrhaka kepada tuhan didalam Bathin, tetapi di lidah engkau Ta’at kepadanya.
Umurku, ini perbuatan yang amat ganjil.
Cinta sejati tentu Kau turut apa perintah
Pen Cinta Ke … yang di Cinta Tha’at dan patuh.
________________________________________________________
AL BAIRUNI " MAZHAB PATENGGEL, Inilah dipakai oleh Kaum Shuffi untuk mencari Al Haq dengan kata mereka :
Selama Engkau masih memberi Isyarat
Tidaklah Engkau Meng Esakan
Sebelum Al Hak menguasai Isyaratmu
Dengan Fananya Diri Engkau
Maka tidaklah Tinggal lagi yang
Memberi Isyarat
Dan tidak pula Isyarat itu sendiri
Yang memberi Isyarat dengan yang diIsyaratkan.
NB : Karena di fb link dianggap spam dan dihapus fb maka yg minat gabung dgn grup wa tuk komunikasi dan silaturrahim dgn mujiz2, silakan ke wa 085753960096. Makasi
No comments:
Post a Comment