PEKASIH TIA PULULE / PENGASIHAN ANAK YATIM DAN ILMU SEMULA JADI PENJAGA BESI
Assalamu alaikum
Salam damai untuk semua, semoga Allah melapangkan rezeki untuk kita semua. Aamiin
Cerita ini saya dapat dari my mom ibuku sebagai penyambung lidah hingga sampai kepadaku dan kuceritakan
kembali kepada pengunjung blog DNA3JENDRAL.
Tersebutlah di Kalimantan Tengah zaman dulu kala, ketika itu hiduplah seorang anak yang sudah meninggal
ke dua orang tuanya alias yatim piatu, maka sebab itu anak tadi memohon kepada raja agar dapat diterima
sebagai pekerja untuk mendapat sesuap nasi agar dapat bertahan hidup. Anak itu memohon dengan merendahkan
hati penuh rasa kehinaan diri, bersimpuh memohon kepada raja agar dapat diterima bekerja untuk raja.
Anak kecil yang tidak berdaya dan tidak tahu lagi harus berbuat apa selain memohon kepada raja yang
dikenal sebagai raja yang kejam.
Anak kecil itu diterima oleh raja dan dijadikan sebagai Batakripen disebut dalam bahasa lokal daerah kalimantan atau
budak pekerja yang bekerja dan mengabdi untuk raja. Sebagaimana yang berlaku
di kala itu rakyat jelata lumrah dijadikan Batakripen. Bekerja kepada raja adalah salah satu alternatif untuk
dapat melangsungkan hidup yang serba kekurangan dan kesusahan kala itu.
Dari kecil anak itu mengabdikan dirinya hari demi hari, bulan ke bulan dan tahun demi tahun sampai jadi
seorang pemuda, sampai suatu hari budak itu jatuh sakit sehingga badannya kurus kering sehingga ia tidak
bisa bekerja bersama budak-budak lain akibatnya membuat raja menjadi marah dan memanggilnya untuk diberikan
hukuman berat karena dianggap telah melanggar perintah raja untuk bekerja seperti budak-budak lainnya.
Pada zaman itu masih dalam masa perbudakkan jadi bagi yang tidak menuruti perintah raja maka akan dihukum berat
sesuai perjanjian awal bahwasanya semua budak itu yang bekerja untuk raja harus secara totalitas mengabdikan
dirinya untuk raja dan bekerja setiap hari tidak kenal lelah dan waktu. Termasuk salah satu hukumannya yang
akan dijatuhkan adalah hukum pancung.
Maka dipanggillah budak kurus kering yang sedang sakit itu untuk dipancung di depan khalayak agar dapat
dijadikan contoh untuk yang mencoba melanggar aturan raja. Tibalah hari di mana budak tersebut
akan dihukum pancung, diseretlah budak itu di depan orang-orang dengan tangan terikat, budak itu hanya
diam dan pasrah akan nasib yang akan dialaminya karena tidak ada niat untuk melawan atau membangkang
perintah raja namun karena penyakit yang dideritanya yang membuat ia tidak dapat bekerja sebagaimana
mestinya. Air matanya jatuh seakan menyesali betapa pedihnya hukuman yang akan diterimanya.
Tibalah saatnya untuk menjatuhkan hukuman pancung untuk dirinya. Sebelum budak itu dipancung ia sempat
mengambil sepotong ranting kayu kecil yang diselipkan di antara gigi-giginya agar tidak teriak ketika hukuman
dijatuhkan dan terucaplah kata-kata spontan dari mulutnya, ia berdoa
" Bismillahirrahmanirrahiim man wal harli Allah..xxx..namamu..xxx...namaku...dst "
Aplikasi
Baca ...dst
Tiba-tiba sang raja yang mengambil sendiri tugas algojonya dan mengeksekusi hukuman pancung itu, tersentak
kaget, tubuhnya gemetar tebasan pedangnya tidak sanggup diayunkan ke leher budak yang sudah pasrah tadi.
Keajaiban pun datang raja yang dikenal bengis itu menangis tersedu-sedu, doa yang terucap itu seakan menembus
hati nurani terdalam sang raja yang sebenarnya tidak punya hati, sehingga rasa iba dan kasihan merasuki hatinya.
Seakan menyadarkannya akan rasa kasihan yang tidak pernah ada dalam kamusnya. Rasa iba melihat anak yatim piatu
yang sekarang sudah menjadi pemuda kurus kering sebab sakitnya dan tidak dapat lagi bekerja untuknya. Pemuda yang
mengabdikan separuhnya hidupnya untuk raja agar masih dapat bertahan hidup dan sekarang jadi ibarat telur ujung
tanduk atau di bawah pedang terhunus yang siap memisahkan leher pemuda itu dari badannya. Pemuda itu dibebaskan
dari hukumannya bukan hanya itu, pemuda itu dijadikan anak angkat raja tersebut. Konon pemuda itulah yang kelak
menjadi penerus kerajaan. Sang raja itu pun setelah kejadian itu berubah menjadi seorang raja yang adil dan bijaksana
, penuh kasih hingga akhir hayatnya.
Di kemudian hari doa itulah yang diyakini oleh sebagian orang termasuk khususnya keluargaku sebagai ilmu semula jadi
pengasihan anak yatim yang sudah sering dibuktikan oleh keluargaku sebagai salah satu ilmu pengasihan yang mengambil
hakikat anak yatim piatu yang akan membuat orang menjadi iba dan belas kasihan terhadap pengamal dan ranting kayu yang
digigit budak yatim piatu itulah yang kemudian hari dikenal dengan nama kayu Batak atau Budak atau ada juga sebagian
menyebutnya kayu raja yang banyak digunakan sebagai media pengasihan.
Mohon maaf sebab ilmu ini mesti bermahar jadi bagi yang berminat untuk mengambil lengkapnya silahkan transfer ke rekeningku
seikhlasnya dan bila ada pula yang berminat untuk mendapatkan kayu batak ini bisa menghubungi saya pribadi.
PENUTUP/ PENJAGA BESI
Ilmu semula jadi ini sering dipakai dan pernah dipakai oleh ibuku ketika beliau sedang ada masalah dengan orang yang
ingin menghunus parangnya dengan beliau dan parang itu sempat tergenggam di tangan beliau dan beliau bacakan maka parang itu
jatuh dari tangan orang itu. Kata semula jadi ini kita ucapkan waktu berhadapan dengan musuh yang menghunus senjatanya
kepada kita. Tatap mata lawan jangan mengalah dan usahakan jangan berkedip.
'Bismillahirrahmanirrahim Hai xxx jangan keluar dari tempatmu, xxx dariku kepadamu
aku tahu asalmu balik matamu kepadamu berkat lailaha illallah Muhammad rasulullah"
Sesuai petunjuk guru awal ilmu semula jadi ini bila keadaan tidak sempat untuk mengucap utuh karena terdesak atau
kepepet boleh saja kita menyebut salah satunya
misalnya hai xxx jangan keluar dari tempatmu.... atau xxx dariku kepadamu aku tahu asalmu balik matamu kepadamu...
Ilmu ini didapat dari guru beliau dengan bermahar dan diturunkan kepadaku juga bermahar bagi yang ingin memakai
silahkan memaharkan pulsa atau uang seikhlasnya ke nomor hpku.
Demikian yang dapat saya tulis mohon maaf bila ada salah kata. Semoga ada manfaatnya. Wallahu A'lam makasi dan salam.
Assalamu alaikum
Salam damai untuk semua, semoga Allah melapangkan rezeki untuk kita semua. Aamiin
Cerita ini saya dapat dari my mom ibuku sebagai penyambung lidah hingga sampai kepadaku dan kuceritakan
kembali kepada pengunjung blog DNA3JENDRAL.
Tersebutlah di Kalimantan Tengah zaman dulu kala, ketika itu hiduplah seorang anak yang sudah meninggal
ke dua orang tuanya alias yatim piatu, maka sebab itu anak tadi memohon kepada raja agar dapat diterima
sebagai pekerja untuk mendapat sesuap nasi agar dapat bertahan hidup. Anak itu memohon dengan merendahkan
hati penuh rasa kehinaan diri, bersimpuh memohon kepada raja agar dapat diterima bekerja untuk raja.
Anak kecil yang tidak berdaya dan tidak tahu lagi harus berbuat apa selain memohon kepada raja yang
dikenal sebagai raja yang kejam.
Anak kecil itu diterima oleh raja dan dijadikan sebagai Batakripen disebut dalam bahasa lokal daerah kalimantan atau
budak pekerja yang bekerja dan mengabdi untuk raja. Sebagaimana yang berlaku
di kala itu rakyat jelata lumrah dijadikan Batakripen. Bekerja kepada raja adalah salah satu alternatif untuk
dapat melangsungkan hidup yang serba kekurangan dan kesusahan kala itu.
Dari kecil anak itu mengabdikan dirinya hari demi hari, bulan ke bulan dan tahun demi tahun sampai jadi
seorang pemuda, sampai suatu hari budak itu jatuh sakit sehingga badannya kurus kering sehingga ia tidak
bisa bekerja bersama budak-budak lain akibatnya membuat raja menjadi marah dan memanggilnya untuk diberikan
hukuman berat karena dianggap telah melanggar perintah raja untuk bekerja seperti budak-budak lainnya.
Pada zaman itu masih dalam masa perbudakkan jadi bagi yang tidak menuruti perintah raja maka akan dihukum berat
sesuai perjanjian awal bahwasanya semua budak itu yang bekerja untuk raja harus secara totalitas mengabdikan
dirinya untuk raja dan bekerja setiap hari tidak kenal lelah dan waktu. Termasuk salah satu hukumannya yang
akan dijatuhkan adalah hukum pancung.
Maka dipanggillah budak kurus kering yang sedang sakit itu untuk dipancung di depan khalayak agar dapat
dijadikan contoh untuk yang mencoba melanggar aturan raja. Tibalah hari di mana budak tersebut
akan dihukum pancung, diseretlah budak itu di depan orang-orang dengan tangan terikat, budak itu hanya
diam dan pasrah akan nasib yang akan dialaminya karena tidak ada niat untuk melawan atau membangkang
perintah raja namun karena penyakit yang dideritanya yang membuat ia tidak dapat bekerja sebagaimana
mestinya. Air matanya jatuh seakan menyesali betapa pedihnya hukuman yang akan diterimanya.
Tibalah saatnya untuk menjatuhkan hukuman pancung untuk dirinya. Sebelum budak itu dipancung ia sempat
mengambil sepotong ranting kayu kecil yang diselipkan di antara gigi-giginya agar tidak teriak ketika hukuman
dijatuhkan dan terucaplah kata-kata spontan dari mulutnya, ia berdoa
" Bismillahirrahmanirrahiim man wal harli Allah..xxx..namamu..xxx...namaku...dst "
Aplikasi
Baca ...dst
Tiba-tiba sang raja yang mengambil sendiri tugas algojonya dan mengeksekusi hukuman pancung itu, tersentak
kaget, tubuhnya gemetar tebasan pedangnya tidak sanggup diayunkan ke leher budak yang sudah pasrah tadi.
Keajaiban pun datang raja yang dikenal bengis itu menangis tersedu-sedu, doa yang terucap itu seakan menembus
hati nurani terdalam sang raja yang sebenarnya tidak punya hati, sehingga rasa iba dan kasihan merasuki hatinya.
Seakan menyadarkannya akan rasa kasihan yang tidak pernah ada dalam kamusnya. Rasa iba melihat anak yatim piatu
yang sekarang sudah menjadi pemuda kurus kering sebab sakitnya dan tidak dapat lagi bekerja untuknya. Pemuda yang
mengabdikan separuhnya hidupnya untuk raja agar masih dapat bertahan hidup dan sekarang jadi ibarat telur ujung
tanduk atau di bawah pedang terhunus yang siap memisahkan leher pemuda itu dari badannya. Pemuda itu dibebaskan
dari hukumannya bukan hanya itu, pemuda itu dijadikan anak angkat raja tersebut. Konon pemuda itulah yang kelak
menjadi penerus kerajaan. Sang raja itu pun setelah kejadian itu berubah menjadi seorang raja yang adil dan bijaksana
, penuh kasih hingga akhir hayatnya.
Di kemudian hari doa itulah yang diyakini oleh sebagian orang termasuk khususnya keluargaku sebagai ilmu semula jadi
pengasihan anak yatim yang sudah sering dibuktikan oleh keluargaku sebagai salah satu ilmu pengasihan yang mengambil
hakikat anak yatim piatu yang akan membuat orang menjadi iba dan belas kasihan terhadap pengamal dan ranting kayu yang
digigit budak yatim piatu itulah yang kemudian hari dikenal dengan nama kayu Batak atau Budak atau ada juga sebagian
menyebutnya kayu raja yang banyak digunakan sebagai media pengasihan.
Mohon maaf sebab ilmu ini mesti bermahar jadi bagi yang berminat untuk mengambil lengkapnya silahkan transfer ke rekeningku
seikhlasnya dan bila ada pula yang berminat untuk mendapatkan kayu batak ini bisa menghubungi saya pribadi.
PENUTUP/ PENJAGA BESI
Ilmu semula jadi ini sering dipakai dan pernah dipakai oleh ibuku ketika beliau sedang ada masalah dengan orang yang
ingin menghunus parangnya dengan beliau dan parang itu sempat tergenggam di tangan beliau dan beliau bacakan maka parang itu
jatuh dari tangan orang itu. Kata semula jadi ini kita ucapkan waktu berhadapan dengan musuh yang menghunus senjatanya
kepada kita. Tatap mata lawan jangan mengalah dan usahakan jangan berkedip.
'Bismillahirrahmanirrahim Hai xxx jangan keluar dari tempatmu, xxx dariku kepadamu
aku tahu asalmu balik matamu kepadamu berkat lailaha illallah Muhammad rasulullah"
Sesuai petunjuk guru awal ilmu semula jadi ini bila keadaan tidak sempat untuk mengucap utuh karena terdesak atau
kepepet boleh saja kita menyebut salah satunya
misalnya hai xxx jangan keluar dari tempatmu.... atau xxx dariku kepadamu aku tahu asalmu balik matamu kepadamu...
Ilmu ini didapat dari guru beliau dengan bermahar dan diturunkan kepadaku juga bermahar bagi yang ingin memakai
silahkan memaharkan pulsa atau uang seikhlasnya ke nomor hpku.
Demikian yang dapat saya tulis mohon maaf bila ada salah kata. Semoga ada manfaatnya. Wallahu A'lam makasi dan salam.
No comments:
Post a Comment